Pada setiap awal Bulan Dzul-Qa’dah aroma ketentraman menyapa hati kita, dan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Dengan membawa rasa aman, nyaman dan syiar-syiar Islam yang Allah tetapkan pada umat manusia. Yang dikemas dengan istilah yang dikenal dalam agama Islam dengan bulan-bulan mulia (al-asyhur al-hurum). Allah berfirman : ﴾Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan mulia. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzhalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu﴿. (Q.S At-Taubah :36).
Imam Ibnu Katsir mengatakan: ada empat bulan yang merupakan bulan-bulan mulia, tiga diantaranya berurutan dan satunya tidak, Untuk menunaikan manasik haji dan umrah. Satu bulan dimuliakan sebelum bulan haji, yaitu Dzulqa’dah, karena bulan ini waktu berhenti dari pertempuran. Dan bulan kedua yang dimuliakan adalah bulan Dzulhijjah, karena pelaksanaan ibadah haji. Dan bulan ketiga yang dimuliakan adalah bulan Muharram, waktu untuk kembali pulang ke daerah masing-masing dengan selamat. Adapun bulan keempat adalah bulan Rajab, dimulikan untuk mengunjungi Kabah dan menunaikan umrah, bagi yang datang ke sana dari berbagai daerah Arab. Sehingga mereka mengunjunginya dan kemudian kembali ke tanah air mereka dengan aman.
Sesungguhnya keistiqomahan seseorang, masyarakat dan bangsa dalam beragama hanya terealisasi dengan sejauh mana implementasi dan pengamalan terhadap ajaran agama, ketulusan pengabdian kepada Allah Swt, melalui ketundukan dan ketaatan, serta pengamalan terhadap tuntunan-Nya tentang nilai keadilan. Karena keistiqomahan beragama adalah pijakan dasar lahirnya keamanan, keadilan sosial dan kebaikan, serta terhindar dari kezoliman ; Karena ketidakadilan adalah jalan menuju kehancuran. Allah berfirman: ﴾Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan imannya dengan kezoliman, mereka memperoleh keamanan dan petunjuk﴿ (Q.S Al-Anam : 82). Maknanya : mereka tidak mencampuradukkan keimanan dengan kezoliman ; melanggar perintah dan larangan Allah Swt. Dan para ulama menyatakan bahwa Ayat tersebut berlaku umum, yaitu mencakup kezoliman dengan segala bentuknya.
Salah satu bentuk kezoliman yang paling buruk di dunia adalah : berbuat kesyirikan, menyekutukan Allah Swt ; kesyirikan berarti menjadikan suatu makhluk sebagai tandingan Allah Swt dalam penguasaan dunia ini, semudian tunduk dan taat kepada tandingan tersebut. Kesyirikan menggiring kehidupan umat manusia menuju kekacauan, dan membuat mereka kehilangan arah kehidupan… Tidak mengherankan bahwa ketika kezoliman merajalela, maka kedamaian akan sirna dan hadir kekacauan…Allah berfirman : ﴾Dan (penduduk) negeri itu telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zhalim, dan telah Kami tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka﴿ (Q.S Al-Kahfi : 59).
Dengan datangnya bulan Zul-Qa’dah yang mulia, umat muslim yang beriman kepada Allah, akan berada dalam bulan-bulan mulia (al-asyhur al-hurum), akan menjalankan berbagai ritual agama, berbagai ibadah dan adat kebiasaan yang berkaitan dengan menyebarluaskan semangat persaudaraan, toleransi dan kasih sayang, dan menghindari segala penyebab dan bentuk kezoliman terhadap manusia itu sendiri, maupun terhadap orang lain. Bulan-bulan mulia (al-asyhur al-hurum) dimulai dari Dzul Qa’dah dan melewati Dzulhijjah dan diakhiri dengan Muharram. Kemudian siklus larangan tindak kezoliman apapun bentuknya berlanjut di bulan Rajab, dan kemudian segera dimulai lagi dengan Dzul-Qi`dah. Demikian seterusnya hingga umat manusia terlatih untuk berada dalam kehidupan yang damai dan aman. Karena lahirnya kebangkitan umat, kebahagiaan, dan kesenangan hidup adalah dengan mentauhidkan Allah Swt, memuliakan ajaran agama, dan menghormati ketentuan-ketentuan Allah Swt, dalam pembinaan dan pelatihan (bulan-bulan mulia) untuk mengamalkan ajaran agama dengan sebaik-baiknya.
Menjaga dan merawat bangsa dan tanah air serta melindungi dan mensejahterakan masyarakat dan anak-anak bangsa adalah salah satu tujuan terbesar dari hukum Syariah (maqashid syariah). Dan ini hanya dapat dicapai dengan menjaga keamanan, dan keamanan hanya dapat dicapai dengan keadilan, dan keadilan tidak dapat dicapai dengan baik oleh semua manusia kecuali dengan bertauhid kepada-Nya dan menghindari kemusyrikan. agar satu bangsa tidak jatuh di bawah kekuasaan dan penguasaan bangsa lain; sehingga usia keruntuhannya semakin dekat, dan nasibnya berujung kehancuran. Allah berfirman : ﴾(Beribadahlah) dengan ikhlas kepada Allah, tanpa mempersekutukan-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka seakan-akan dia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh﴿. (Q.S Al-Haj : 31).
في مستهل ذي القعدة من كل عام، تتهادى إلى قلوبنا نفحات السكينة، تلك التي تنبث في أرجاء العمران البشري، ممتزجة بمشاعر الأمن وشعائر السلام التي افترضها الله على البشرية فيما عُرِفَ في دين الإسلام بِـ {الأشهر الحرم}، فقال تعالى: {إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ} التوبة: 36.
قد قال ابن كثير: وإنما كانت الأشهر المحرمة أربعة، ثلاثة سرد وواحد فرد؛ لأجل أداء مناسك الحج والعمرة، فحرم قبل شهر الحج شهر، وهو ذو القعدة؛ لأنهم يقعدون فيه عن القتال، وحرم شهر ذي الحجة لأنهم يوقعون فيه الحج ويشتغلون فيه بأداء المناسك، وحرم بعده شهر آخر، وهو المحرم؛ ليرجعوا فيه إلى نائي أقصى بلادهم آمنين، وحرم رجب في وسط الحول، لأجل زيارة البيت والاعتمار به، لمن يقدم إليه من أقصى جزيرة العرب، فيزوره ثم يعود إلى وطنه فيه آمنا.
وإن استقامة دين الناس أفرادًا وجماعات وشعوبًا لا تتحقق إلا بتجاوبهم مع دين الله القويم، وإخلاص العبودية بالخضوع والإذعان للتوجيهات الآمرة بالتزام العدل؛ لأنه أساس الأمن والعدل والإحسان، واجتناب الظلم؛ لأنه ذريعة إلى البوار والخسران وخراب العمران… قال تعالى: {الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ} الأنعام: 82. قيل: أي لم يخلطوا إيمانهم بشيء من معاني الظلم، وذلك: فعلُ ما نهى الله عن فعله، أو ترك ما أمر الله بفعله، وقالوا: الآية على العموم؛ لأن الله لم يخصَّ به معنى من معاني الظلم.
وإنَّ من أشنع صور الظلم في عالم الناس: الشرك بالله؛ ذلك الشرك الذي يجعل لله مُنازعًا في سلطانه تعالى، وينتحل له شريكًا في أمره ونهيه! وإنما يُحيل الشركُ حياةَ الناس فوضى، ويعرِّضهم للسقوط في تيه الفوضى ومجاهل الضياع… فلا عجب حين يسود الظلم أنْ يتلاشى العمران ويتفشى الخراب… قال تعالى: {وَتِلْكَ ٱلْقُرَىٰٓ أَهْلَكْنَٰهُمْ لَمَّا ظَلَمُواْ وَجَعَلْنَا لِمَهْلِكِهِم مَّوْعِدًا} الكهف: 59.
ومع انبعاث هلال ذي القعدة تكون الإنسانية المؤمنة بربها قد انخرطت أثناء الأشهر الحرم في سلك الشعائر والعادات والعبادات المعنية بإشاعة روح الأُلفة والتسامح والتراحم، وتلافي جميع أسباب ظلم الإنسان نفسه، فضلاً عن ظلم غيره في الأشهر الحرم، ابتداءً بذي القعدة ومرورًا بذي الحجة وانتهاءً بالمحرم. ثم تُستأنف دورة تحريم الظلم وما يلحق بمعناه في رجب ثم ما تلبث أن تستهل بذي القعدة مرة أخرى. وهكذا دواليك حتى تتمرس الإنسانية على حياة السلم والأمن؛ إذ لا سبيل لنهضتها وسعادتها ورغد عيشها إلا بتوحيد الله وتعظيم شعائره واحترام حرماته جل جلاله في مواسم التدريب على اتقاء الحرام ورعاية المحارم، وصيانة الحرمات.
إنَّ حفظ الأوطان وصيانة الشعوب من أعظم مقاصد شريعتنا الغرّاء؛ وذلك لا يتحقق إلا بحفظ الأمن، والأمن لا يتحقق إلا بالعدل، والعدل لا يتحقق على وجهه النافع لعموم البشر إلا بتوحيد الله وتجنُّب الشرك؛ لكيلا تقع أمة من الأمم تحت سلطان غيرها؛ فيضحى ضياعها وشيكًا ومآلها بوارًا وخسرانًا مبينًا… قال تعالى: {حُنَفَاءَ لِلَّهِ غَيْرَ مُشْرِكِينَ بِهِ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ} الحج: 31.