Risalah 4: Dampak Ketaatan Terhadap Individu dan Masyarakat

Segala Puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam. Salawat beserta keselamatan semoga tercurah limpahkan kepada Nabi sang pemberi Petunjuk dan Al-Amiin, Nabi Muhammad Saw, yang diutus untuk menyebarkan rahmat ke semesta Alam.

Sesungguhnya taat merupakan salah satu dari nilai-nilai kemanusiaan yang mulia, dimana ia merupakan salah satu dari dasar keimanan guna mencapai keridaan Allah dan kesuksesan di Dunia dan Akhirat. Serta perilaku berkelas yang muncil dari kejernihan jiwa dan hati yang istikamah. Ia merupakan salah satu pondasi yang paling penting yang membangun masyarakat yang lurus. Ketaatan bukanlah sekedar kepatuhan semata, namun ia merupakan kesadaran yang berlandaskan tanggung jawab, serta penghormatan terhadap mereka yang berhak ditaati. Ketaatan hanya berlaku kepada Allah Swt, dan Rasulnya yang mulia, para orang tua, guru-guru, dan pemimpin. Sehingga, ketika seseorang membiasakan diri ke dalam ketaatan, maka sesungguhnya ia sedang menelusuri jalan kebaikan, dan meninggalkan kegaduhan serta kericuhan, sehingga ia merasa tenang dan puas.  

Pertama : Keutamaan ketaatan dan dampaknya terhadap individu:

1. Menambah kedekatan kepada Allah dan kesuksesan pada Dunia dan Akhirat, begitu juga dalam pembelajaran serta pekerjaan.
2. Ketaatan akan menghadirkan ketenangan dan ketentraman dalam jiwa: ketaatan menciptakan macam-macam ketentraman internal dan ketenangan di dalam hati ﴾Barang siapa yang berbuat kesalehan dari laki-laki maupun perempuan mukmin maka kami akan hidupkan dengan kehidupan yang baik serta kami akan berikan ganjaran pahala bagi mereka sesuai dengan apa yang mereka lakukan﴿ QS. An-Nahl ayat 97.
3. Ketaatan akan mencapai keridaan ke-Tuhanan dan akan diampuni dosa-dosanya: ﴾Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya maka merekalah orang-orang yang beruntung﴿ QS. An-Nuur ayat 52.
4. Keistikamahan perilaku yang baik, dan menjauh dari kegaduhan, keras kepala serta menghormati hukum-hukum dan tata tertib. Serta berperilaku yang baik dan kasih sayang.

Kedua: Keutamaan ketaatan dan dampaknya terhadap masyarakat:

1. Terciptanya stabilitas masyarakat dan terhindar dari kegaduhan dan kemalasan, serta meningkatkan level perilakunya: Maka ketaatan ikut berkontribusi dalam mengatur masyarakat serta kestabilannya, Allah Swt: ﴾Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul-rasul-Nya dan Pemimpin﴿ QS. An-Nisa : 59.
2. Ketaatan berkontribusi ke dalam penguatan tolong menolong dan gotong royong di dalam masyarakat: Rasulullah Saw bersabda: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, berbelas kasih terhadap sesama, ibarat satu jasad, apabila ia salah satu diantaranya merasa sakit maka yang lainnya ikut merasakan”. H.R. Bukhari dan Muslim.
3. Ketaatan melarang kerusakan dan memperbaiki perilaku serta meminimalisir akhlak yang buruk seperti: Berbohong, mencuri, tindak kekerasan: Allah Swt berfirman: ﴾Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan﴿ QS. An-Nisa : 59.

Agar ketaatan mampu menghadirkan dampak yang positif terhadap individu dan masyarakat, perlu diperhatikan hal-hal penting berikut:

1. Keikhlasan kepada Allah Swt: Ketaatan harus muncul dari hati yang Ikhlas, tidak ada riya’ juga tidak meminta pujian orang, semata-mata hanya mengharap pujian dan mendekat dari Allah serta mencapai rida-Nya.
2. Meneladani Nabi Saw: Ketaatan tidak akan diterima jika tidak sesuai petunjuk Nabi Saw, Nabi Saw bersabda: “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak kami perintahkan maka tertolak”. H.R. Muslim.
3. Niat yang tulus: Niat merupakan dasar dari pekerjaan, setiap ketaatan tidak akan sah dan jika tidak diberikan pahala kecuali dengan niat yang baik, berdasarkan sabda Nabi Saw: “Sesungguhnya segala pekerjaan tergantung pada niat” H.R. Bukhari.
4. Konsisten dan terus-menerus: Ketaatan tidak akan berdampak besar jika hanya dilakukan secara musiman, yang dibutuhkan adalah keteguhan dan konsistensi dalam menjalankannya, meskipun sedikit, Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya Amal yang paling dicintai oleh Allah Swt adalah yang paling istikamah dalam pekerjaannya meskipun sedikit” H.R. Bukhari.
5. Tawadhu’ dan tidak ‘Ujub: Salah satu syarat diterimanya ketaatan ialah tidak sombong atau ‘ujub di dalam diri sendiri. Karena hal tersebut akan memusnahkan pahala dan menghilangkan dampak baik bagi lingkungan.
6. Ketaatan dalam setiap keadaan: Ketaatan tidak hanya pada waktu kesejahteraan saja, namun menampakkan kejujuran seorang hamba dalam ketaatan, baik pada waktu sulit maupun senang.
7. Menjauhi maksiat: Karena maksiat akan melemahkan dampak ketaatan dan mengurangi keberkahannya, dan mungkin saja akan menghilangkan pahalanya.
8. Mengaitkan ketaatan dengan perilaku: Sesungguhnya dampak ketaatan akan tampak pada perilaku dan interaksi. Karena salat melarang perbuatan keji dan munkar, dan serta dimanifestasikan melalui kesabaran dan ijtihad dalam ketaatan dan interaksi yang baik bersama orang lain dalam ibadah haji, dan membimbing manusia kepada takwa kepada Allah serta pengawasan-Nya.

Dan jika kita mampu menangani hal-hal ini akan membuahkan ketetapan hati dalam keimanan, ketenangan jiwa, dan dampak yang baik bagi masyarakat.

Semoga salawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw.