Gowa – Sebanyak 116 siswa kelas 3 SDIT Al-Fityan Gowa menjadikan Benteng Rotterdam sebagai ruang kelas mereka yang sesungguhnya pada Selasa, 21 Oktober 2025. Dengan tema “Belajar dari Warisan, Berkarya untuk Masa Depan”, kegiatan field trip ini dirancang untuk menghubungkan pelajaran di sekolah dengan peninggalan sejarah nyata yang penuh makna.
Rombongan berangkat dari sekolah pukul 08.00 WITA menggunakan empat bus, didampingi oleh sembilan orang guru. Sesampainya di lokasi, siswa disambut hangat oleh pemandu dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Makassar yang dengan cermat menjelaskan sejarah benteng menggunakan bahasa yang mudah dicerna oleh anak-anak.
Benteng Rotterdam, yang merupakan peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo dan pernah beralih fungsi menjadi pusat pertahanan Belanda, berhasil mencuri perhatian dan imajinasi para siswa. Mereka diajak berkeliling untuk menyaksikan langsung arsitektur benteng yang kokoh, mengenali berbagai ruangan bersejarah, serta mengunjungi Museum La Galigo yang menyimpan beragam koleksi artefak dan peninggalan budaya Sulawesi Selatan.
Kegiatan observasi langsung ini tidak hanya memperkaya wawasan sejarah, tetapi juga menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap warisan budaya lokal. Setiap sudut benteng seakan bercerita, memberikan pelajaran hidup tentang ketangguhan, strategi, dan peradaban masa lampau.
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen SDIT Al-Fityan Gowa dalam menerapkan model pembelajaran kontekstual dan bermakna. Dengan belajar langsung di situs bersejarah, diharapkan siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga dapat menyentuh, melihat, dan merasakan sendiri jejak-jejak sejarah yang membentuk identitas bangsa.
Kunjungan edukatif ini ditutup dengan diskusi interaktif dan refleksi, di mana siswa menceritakan kembali pelajaran dan kesan yang mereka dapat selama kunjungan. Melalui kegiatan ini, sekolah berharap dapat menanamkan nilai-nilai sejarah dan budaya kepada generasi penerus, sekaligus menginspirasi mereka untuk berkarya membangun masa depan yang lebih baik dengan tidak melupakan akar budayanya.

