MEDAN – Langit Sibolangit menjadi saksi semangat membara para pelajar SMA Al Fityan Medan dalam Kemah Pelajar Pancasila Cinta Negeri, yang berlangsung dari 15 hingga 17 Oktober 2025 di Scout Village Sibolangit. Kegiatan yang diikuti seluruh siswa kelas X ini bukan sekadar perkemahan biasa, melainkan sebuah transformasi karakter yang mengasah jiwa kepemimpinan, solidaritas, dan ketangguhan.
Selama tiga hari, alam terbuka menjadi ruang kelas raksasa dimana nilai-nilai Pancasila dan keislaman diterjemahkan ke dalam aksi nyata. Setiap rangkaian acara dirancang untuk menempa mental dan fisik, membekali siswa dengan keterampilan hidup (life skills) dan kepedulian yang mendalam.
Perjalanan dimulai dengan bekal penyelamatan hidup. Dibawah bimbingan Ns. Martoni Calvein, S.Kep dari RSUD H. Adam Malik, para siswa serius mempelajari Pertolongan Pertama (P3K). Mereka tak hanya mendengar teori, tetapi juga mempraktikkan langsung penanganan cedera, memahami bahwa ilmu ini bisa menjadi penolong di saat genting.
Kekompakan dan kedisiplinan kemudian diasah melalui sesi Pionering dan Latihan Baris-Berbaris (LKBB), melatih ketelitian dan kerjasama tim.
Malam harinya, suasana hening dan khidmat menyelimuti perkemahan. Melalui materi “Perjuangan Islam di Bumi Palestina” yang disampaikan oleh Ustadz Tanwil Bahri Lubis, Lc dan Ustadz Ali Yusuf Nasution, hati dan pikiran siswa dibuka untuk memahami penderitaan saudara seiman di jauh sana. Materi ini berhasil menanamkan benih empati dan kepedulian global, yang kemudian diperdalam dengan tilawah Al-Qur’an 1 juz bersama untuk menguatkan fondasi spiritual.
Hari kedua menguji nyali dan ketangkasan. Para siswa mempelajari bela diri praktis (Askari) dari Founder Lesat “Bang Jiwa”, yang tidak hanya mengajarkan teknik pertahanan diri, tetapi juga nilai keberanian dan kepercayaan diri.
Wawasan mereka kemudian diperkaya dengan pelatihan Tanggap Bencana oleh tim TAGANA Sumut. Siswa diajarkan untuk tetap sigap dan tepat dalam menghadapi situasi darurat, sebuah keterampilan vital di negara rawan bencana seperti Indonesia.
Puncak tantangan fisik terjadi di tebing batu. Dipandu Vertical Rescue Indonesia (VRI), satu per satu siswa menaklukkan rasa takut mereka melalui kegiatan panjat tebing dan rappelling. Jerih lelah terbayar dengan rasa bangga telah mengatasi keterbatasan diri. Kegiatan dilanjutkan dengan games interaktif “Membangun Indonesia” yang memupuk kreativitas dan semangat kebangsaan.
Malam terakhir menjadi momen yang paling berkesan. Di bawah gemerlap bintang, proses Refleksi Diri di sekitar api unggun menciptakan ruang bagi setiap siswa untuk merenungkan perjalanan mereka selama tiga hari ini.
Solidaritas untuk Palestina kemudian diekspresikan secara kreatif melalui pertunjukan seni bertema perjuangan Palestina, menunjukkan bahwa kepedulian dapat disampaikan melalui keindahan seni.
Puncak acara ditutup dengan prosesi khidmat Pengambilan Tanda Bantara Pramuka. Tanda ini bukan sekadar atribut, melainkan simbol komitmen mereka untuk mengamalkan nilai-nilai Dasa Darma Pramuka dan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Kemah Pelajar Pancasila Cinta Negeri ini telah menjadi kawah candradimuka yang berhasil mencetak generasi muda Al Fityan Medan yang lebih tangguh, peduli, dan berkarakter. Melalui pengalaman imersif ini, SMA Al Fityan Medan mewujudkan komitmennya dalam mendidik pelajar Indonesia yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki integritas, wawasan kebangsaan, dan jiwa rahmatan lil ‘alamin.

